Semen berasal dari bahasa latin “caementum”yang berarti bahan perekat. Dalam pengertian umum, semen diartikan “Sebagai bahan perekat yang mempunyai sifat-sifat yang mampu mengikat bahan-bahan padat menjadi satu kesatuan yang kompak dan kuat”.
Definisi Semen Portland menurut SNI 15-2049-2004
Semen Portland adalah :
Semen hidrolisis yang dihasilkan dengan cara menggiling terak semen portland terutama yang terdiri atas dan digiling bersama-sama dengan bahan tambahan berupa satu atau lebih bentuk kristal senyawa kalsium sulfat dan boleh ditambah dengan bahan tambahan lain. Mineral Pembentuk Semen
Chemical Name | Chemical Formula | Notation | % Mass |
Tricalcium silicate | 3CaO.SiO2 | C3S | 55-65 |
Dicalcium silicate | 2CaO.SiO2 | C2S | 15-30 |
Tricalcium aluminate | 3CaO.Al2O3 | C3S | 5-10 |
Tetracalcium aluminoferrat | 4CaO.Al2O3.Fe2O3 | C4AF | 5-10 |
Calcium sulfate dihydrate | CaSO4.2 H2O | CSH2 | ±4 |
Sejarah
Sebelum mencapai bentuk seperti sekarang, perekat dan penguat bangunan ini awalnya merupakan hasil percampuran batu kapur dan abu vulkanis. Baru pada abad ke-18 (ada juga sumber yang menyebut sekitar tahun 1700-an M), – insinyur asal Inggris – menemukan kembali ramuan kuno berkhasiat luar biasa ini. Dia membuat adonan dengan memanfaatkan campuran batu kapur dan tanah liat saat membangun menara suar Eddystone di lepas pantai Comwall, Inggris.
Komposisi Oksida Semen
Semen memiiki sifat merekatkan material lain dengan penambahan air. Senyawa yang terkandung di dalam semen akan bereaksi dengan air (hidrolisis) sehingga akan mengikat metrial lain seperti pasir, kerikil, dan batu bata kemudian mengeras dengan sendirinya. Semen diproduksi dengan bahan baku batu kapur (limestone) dan tanah liat (clay) dengan bahan korektif yang umum adalah iron ore dan silica sand. Bahan yang telah digiling akan dibakar dalam alat yang bernama Rotary Kiln dan menghasilkan material baru yang disebut clinker yang selanjutnya akan digiling dengan gipsum sebagai bahan aditif untuk menghasilkan semen. Pemilihan bahan baku didasarkan pada kandungan oksida yang ada di dalamnya. Oksida yang dibutuhkan untuk membentuk clinker adalah CaO, SiO2, Al2O3, Fe2O3. Limestone dipilih karena kandungan kalsium karbonat (CaCO3) yang tinggi yaitu di atas 90% di mana CaCO3 akan terurai menjadi CaO saat dipanaskan pada suhu yang tinggi (±850oC). Clay dipilih untuk memenuhi kebutuhan oksida silika (SiO2) dan alumina (Al2O3). Oksida besi hanya dibutuhkan dalam jumlah yang kecil sehingga jika kadar Fe2O3 sudah bisa terpenuhi dari limestone dan clay maka cukup digunakan 2 bahan baku tersebut, namun umumnya kadar besi dan silika yang dibutuhkan ternyata belum memenuhi sesuai yang dibutuhkan sehingga perlu material lain yang dapat menambahkan oksida tersebut. Material korektif yang umum digunakan di pabrik semen adalah pasir silika (silica sand) dan pasir besi (iron sand).
Persen komposisi oksida pada bahan pembuat semen :
Limestone | Clay | Silica Sand | Iron Sand | |
CaO | 54 | 0,11 | 17,25 | 2,26 |
SiO2 | 0,34 | 64,62 | 59,88 | 37,81 |
Al2O3 | 0,2 | 15,99 | 3,03 | 10,56 |
Fe2O3 | 0,07 | 5,45 | 3,24 | 44,10 |
MgO | 0,36 | 0,92 | 0,28 | 0,98 |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar